Ranub, On Mameh dari Aceh
On Ranub, Sumber: Google |
Daun sirih hijau kerap namanya dilekatkan On Ranub oleh orang Aceh. Daun ini posisinya begitu istimewa di kalangan orang Aceh. Betapa tidak, on ranub sering disuguhkan kepada tamu-tamu istimewa yang bertandang ke Aceh.
Tepatnya Sabtu malam lalu, saya pergi ke pusat penjualan ranub di seputaran Masjid Raya Baiturrahman. Disana terdapat berbagai macam ranub dan segala menu yang bakal dilahap.
Semisal ranub mameh yang disantap dengan pinang, kapur dan pala yang sudah diolah seperti manisan. Dimasukkan dalam daun sirih yang sudah digulung lalu di ditata seapik mungkin dalam batee. Nah hal ini trrgantung dekorasi dari pembuat atau penjualnya. Jangan heran, bakal terlihat begitu eksotis ketika selesai.
Rost, salah satu ibu paruh baya yang berjualan disana. Ia mengatakan, peminat atau pembeli ranub tak hanya kalangan masyarakat Aceh melainkan wisatawan, baik lokal maupun asing.
"Kalau kita lihat lakunya memang tidak banyak, tetapi setiap hari itu ada. Apalagi kalau lagi banyak acara-acara penting," katanya. Biasanya Rost membuka dagangannya mulai dari siang hari hingga malam sekitar pukul 00.00 WIB. Dari pengalaman yang dimilikinya Rost pun begitu lihai dalam hal menggulung ranub hingga mendekorasikannya.
Kesan yang manis, ranub disuguhkan untuk tamu istimewa atau peringatan hari-hari tertentu. Semisal antar linto/dara baro, penyambutan pejabat, atau acara seserahan dan lain sebagainya. Pada saat penyambutan, yang menyuguhkannya pun bukan masyarakat biasa, melainkan mereka para penari yang berpakaian adat khas Aceh. Itupun bukan penari biasa yang memberikannya melainkan sang ratu. Posisinya istimewa sekali bukan?
Jika kamu pergi ke Aceh, jangan lupa mencicipinya. Andaikan kamu penggemar vegetarian, dijamin kamu bakal ketagihan setelah mengunyahnya. [zr]
Komentar
Posting Komentar