M A L A M
Zed_er Inframe, Lokasi : Pantai Leupung, Aceh Besar |
Cikal bakal sunyi lahir dari kesepian malam. Diikuti suara jangkrik dan hewan hutan hadir ditengah-tengah kesunyian itu. Tak kalah deburan ombak yang menjalar terdengar bergelegar.
Malam, inilah kisahmu. Ketika rata-rata manusia kian terlelap, hanya segelintir manusia yang matanya masih terbelalak menikmati syahdunya malam. Sunyi, sepi san sesekali hewan kecil tanpa nama bersahutan.
Malam, menikmatimu ditengah bilahnya pegunungan dan pecahnya suara lautan memperoleh filosofi lain yang tak ditemukan pada malam-malam bagi mereka manusia di perkotaan.
Karena keheninganmu tak sudi dinikmati warga kota yang sibuk dengan hiruk pikuk dunia malam. Nikmat malam disini jauh berbeda bandingannya. Ia gelap, kelam, sunyi, sepi bahkan hitamnya sangat pekat namun tajam bak pisau runcing yang memecahkan kesunyian itu sendiri.
Malam, hadirmu begitu dinanti. Tapi jatahmu berputar seolah sesaat, terkadang siang sedikit ego dengan durasi masa yang lebih panjang.
Bila dibandingkan, kehadiranmu nyaris sempurna. Engkau tak hanya unjuk diri, tapi bersamamu kau gaitkan bulan dan ribuan bintang gemintang. Cahayanya bertaburan bebas di langit lepas, tak ada batas. Sedangkan mentari esok hari hanya menyinari seorang diri, bahkan terkadang tandus dan gersang. Tak jarang mengundang rintik dan hujan berkepanjangan.
Bila dibandingkan, kehadiranmu nyaris sempurna. Engkau tak hanya unjuk diri, tapi bersamamu kau gaitkan bulan dan ribuan bintang gemintang. Cahayanya bertaburan bebas di langit lepas, tak ada batas. Sedangkan mentari esok hari hanya menyinari seorang diri, bahkan terkadang tandus dan gersang. Tak jarang mengundang rintik dan hujan berkepanjangan.
Malam, sungguh keberuntungan berpihak padamu. Manusia pun tak ada hijab saat berjumpa dengan Rabb-Nya, bebas sampaikan resah, keluh kesah, dan gundah gulana yang melampaui kalbu. Pun, jika siang hari manusia berbuat dosa, hanya melalui malam berkesempatan untuk munajat memohon taubat.
Malam yang akan dirindui, mata yang tadinya terbelalak kini layu merengek ingin di pejam, namun masih tak sudi hanya menghabiskan sepenggal kehidupan malam begitu saja. Karena malam ialah kerinduan tertunda diatas penyesalan. [zr]
~Dibawah pelofon dengan bantuan sinar bohlam pelangi, Selasa, 25 Oktober 2016, 00.59 pm.
Komentar
Posting Komentar