Hafnita; Pecinta Fotografi yang Ingin Jadi Model


Namanya Hafnita. Namun dara hitam manis kelahiran Meunasah Mee, Kandang, 31 Juni 1995 ini
biasa dipanggil Tata. Ia menaruh minat di bidang fotografi dan belakangan mulai tertarik untuk berkecimpung di dunia modeling. 

Tata merupakan salah seorang mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala, Jurusan Ilmu Komunikasi. Meski fokus pada kuliah, tak menyurutkan niat Tata untuk ikut berorganisasi. Saat ini ia aktif di Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakasi). 

Ia juga bergabung dengan Drum Corp Unsyiah sejak 2013 lalu. Grup drumband tersebut pernah menjadi juara umum dalam kompetisi Akpar Extravaganza 2. Secara akademis, Tata mampu mempertahankan nilai akademis dengan cukup baik. Nilai Indeks Prestasi-nya mencapai 3,88. “Semester dua sedikit turun, tetapi semester tiga yang lalu alhamdulillah kembali lagi ke posisi semula,” kata Tata melalui saluran BBM malam tadi. 

Mahasiswa angkatan 2013 yang kini sedang duduk di semester empat itu punya keinginan untuk menjadi seorang model. Ia ingin memaksimalkan semua bakat seni yang ada dalam dirinya secara ekspresif. Diakuinya, keinginan untuk menjadi model ini berawal dari objek fotonya yang sering bergaya tidak sesuai dengan keinginannya. 

“Pertama kali hanya suka memotret orang lain, tetapi orang yang menjadi model tidak bisa bergaya seperti yang Tata  inginkan,” ujar alumni SMK Negeri 1 Lhokseumawe ini. “Tata bingung yang dikatakan model itu bagaimana, orang di sekeliling mengatakan Tata ini model, sedangkan Tata hanya menyukai fotografi,” katanya.

Sejak tahun lalu ia mulai mencari-cari informasi tentang agensi model dan banyak bergaul dengan kalangan fotografer. Namun orang tuanya kurang mendukung niatnya itu. Hal ini membuatnya untuk terjun ke dunia modeling jadi setengah hati. Di samping itu, faktor biaya juga menjadi pertimbangan khusus buatnya. 

Apalagi ia bukan berasal dari keluarga yang cukup mapan. Sementara ia sendiri sangat hemat dalam mengelola keuangannya, apalagi ayahnya sudah tidak ada. Tak heran jika ia suka memadumadankan baju-baju yang dipakainya agar terlihat jadi luar biasa. Untuk memenuhi keinginannya di dunia model, Tata pun memberanikan diri untuk tampil di acara fashion show di acara Communication Appreciation Day baru-baru ini. 

Itu merupakan pengalaman pertamanya berlenggak-lenggok di atas panggung untuk memperagakan busana muslimah. “Pakaian malam itu tetap hasil modifikasi dan kombinasi dari pakaian sehari-hari. Alhamdulillah dapat pujian dari teman-teman catwalk dan gerakannya bagus, tidak berlebihan,” katanya. Selain itu ia juga ingin menjadi seorang duta wisata Aceh. Ia ingin memperkenalkan budaya dan daerah Aceh dengan caranya sendiri, baik dengan wisatawan lokal maupun mancanegara. Khusus untuk masyarakat lokal ia menggagas bahasa daerah sebagai bahasa utama yang khas dengan keacehannya. [zr]

[Tulisan ini sudah dimuat di Atjehpost.co]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dekorasi Unik Pekan Kreatif Banda Aceh

Mengenal Dayah Gurah Peukan Bada

Masjid Jamik Unsyiah Kebanggaan Mahasiswa