Eka Srimulyani; Profesor Perempuan Termuda di UIN Ar-Raniry
Terhitung sejak 1 Januari 2015
lalu, dosen Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Eka Srimulyani, resmi
diangkat menjadi Guru Besar di UIN Ar-Raniry pada usia 37 tahun.
Pengangkatan tersebut
berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Eka menjadi profesor pertama setelah peralihan status kampus Ar-Raniry yang
sebelumnya IAIN menjadi UIN.
Eka, panggilan akrabnya, berasal
dari Kabupaten Nagan Raya. Setelah menamatkan pendidikan SD dan SMP, ia
mengikuti tes akselerasi dan lulus sehingga bisa langsung kuliah tanpa perlu
mengenyam pendidikan SMA.
Tahun 1997, setelah
menyelesaikan pendidikan S1-nya, Eka lulus menjadi salah satu dari 40 peserta
program pembibitan calon dosen IAIN dari Kementerian Agama. Program ini
diseleksi dari seluruh alumni IAIN se-Indonesia setiap tahunnya pada saat itu.
Kepada portalsatu.com
kemarin, Rabu, 1 April 2015, Eka menceritakan sekelumit kisah pencapaiannya di
bidang pendidikan. Ia merupakan lulusan magister dari Universitas Leiden,
Belanda. Dilanjutkan pendidikan S3 di bidang International Studies di Institute
for International Studies, University of Technology Sydney,
Australia. Institute for International Studies ini mengkaji berbagai
kawasan termasuk di dalamnya Asia-Pacific dengan berbagai pendekatan, termasuk
pendekatan sosio-antropologis.
Penelitiannya yang membahas
tentang negosiasi ruang publik dalam kehidupan perempuan pesantren telah
diterbitkan oleh University of Amsterdam pada tahun 2012 dengan judul Women
from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia: Negotiating
Public Space.
Tahun 2010 lalu, ia terpilih
menjadi salah seorang penerima KNAW, The Royal Netherlands Academy of Arts
and Science untuk penelitian postdoctoral yang dilakukannya di
International Institute for Asian Studies (IIAS), Leiden University, Belanda. [zr]
[Tulisan ini sudah dimuat di www.portalsatu.com]
Komentar
Posting Komentar