Bioskop Ala Banda Aceh
TIDAK adanya bioskop di Banda Aceh
telah memacu kreativitas warganya. Misalnya ‘menyulap’ beberapa gedung
sehingga menjadi tempat nonton yang representatif.
Gedung-gedung pertemuan yang
sering dijadikan sebagai tempat pemutaran film sebut saja seperti ACC Sultan
Selim Banda Aceh, AAC Dayan Dawood Unsyiah dan Amel Convention Center.
Selain menggunakan fasilitas publik
seperti di atas, ada juga yang menggarapnya sebagai lahan bisnis seperti yang
dilakukan pemilik toko kue My Bread. Jika selama ini My Bread hanya dikenal
menjual kue, maka kini My Bread juga mempunyai unit usaha berupa ruang nonton
yang dikonsep sedemikian rupa.
Berada di Jalan Dr. Muhammad Hasan
Batoh, bioskop ala My Bread ini berupa rumah toko yang dibagi menjadi enam
ruang. Dua di antaranya ruangan VIP dan empat ruangan biasa yang didesain
menjadi mini bioskop. Pengunjung yang datang bisa menonton film-film kesukaan
mereka seperti film Hollywood, animasi, atau film horor.
Ruang nonton yang hadir sejak akhir
2012 lalu ini diminati banyak kalangan mulai dari pekerja kantoran, keluarga,
mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya. Pemilik usaha tersebut, Eddy, 40 tahun,
mengatakan untuk sekali nonton pengunjung hanya perlu membayar Rp 35.000
perorang dan minimal tiga orang. Semakin ramai penonton kata Edy, harga tiket
semakin murah. “Penonton lebih ramai pada malam hari dibandingkan siang,
apalagi akhir pekan makin ramai,” ujarnya. [zr]
[Tulisan ini sudah dimuat di Atjehpost.co]
[Tulisan ini sudah dimuat di Atjehpost.co]

Komentar
Posting Komentar