Mulai dari Khilafiyah Hingga Kohler Menjadi Masalah

ACEH bangsaku. Salah satu wilayah pulau ujung sumatera yang termasuk dalam wilayah NKRI. Di luar Aceh, bumi tanah rencong ini sungguh megah bahkan ‘besar kepala’ jika kita mendengar pujian negara tetangga untuk Aceh. Bukan saja tingkat nasional, Aceh sudah cetar hingga internasional. Hal itu dikarenakan prestasi-prestasi yang diraih Aceh baik persembahan dari anak negeri maupun prestasi negeri dibawah rezim para kepemimpinan di Aceh.

Namun sayangnya, nama Aceh itu hanya terdengar dari satu sisi saja. Tak sedikit hal-hal negative lainnya yang kita dengarkan tentang Aceh dimata dunia. Sedihnya, masalah di internal Aceh pun hal-hal sepele saja menjadi besar. Misalnya pertikaian antar khilafiyah terkait kepengurusan di Masjid Raya Baiturrahman (MRB), APBA, SKPA, Migas, Blok Pase, pemasokan semen, kekerasan terhadap anak, pelecehan, narkoba, ganja, bencana,  sistem kinerja, pemburuan satwa, eks kombatan, perdamaian, bahkan hingga masalah penebangan sebatang pohon pun menjadi suatu masalah.

Disini bukan semata-mata salah pemerintahan, namun bukan juga salah masyarakat Aceh. Meskipun peran besarnya pada pemerintahan. Namun tak akan menyelesaikan masalah jika saling menuding dan menyalahkan. Terkait penebangan pohon Kohler tersebut kenapa tidak mengadakan diskusi dengan sejumlah perwakilan masyarakat dan menampung ide-idenya bagaimana seharusnya Bak Gelumpang (Kohler) tersebut.

Malah, sekarang yang terdengar disana-sini mengomentari dan mengkritisi tentang Kohler. Kasian juga nama si Kohler yang tewas di Medan perang itu disebut-sebut. Meskipun cuap-cuap, toh itu pohon juga ngga bakal tumbuh dengan pohon yang sama lagi bukan?

Fenomena ini menjadi secuil permasalahan di Aceh. Terkadang tentang negeri tak bertuah ini tak cukup lembaran untuk dituliskan. Sungguh terlalu banyak, mulai dari budayanya, adatnya, etniknya, seninya, kulinernya, wisatanya, kopinya, dan lain sebagainya. Terlebih Aceh kental dengan para ulama dan khas akan bumi serambi mekkah, terlebih ibukota provinsi ini juga dinobatkan sebagai world islamic tourism.


Harapannya potret berbagai polemik maslaha internal ini menjadi bahan renungan dan bisa belajar dari kesalahan untuk menjadikan Aceh lebih baik kedepan. Semoga ! [zr]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dekorasi Unik Pekan Kreatif Banda Aceh

Mengenal Dayah Gurah Peukan Bada

Masjid Jamik Unsyiah Kebanggaan Mahasiswa