Ini Isi Tausiyah Saat Zikir Akbar di Makam Syiah Kuala
SEJUMLAH ulama Aceh menghadiri zikir akbar dalam rangka meminta penandatangan tuntutan terkait penerapan ahlussunnah waljamaah yang ditujukan kepada Pemerintah Aceh di Makam Syiah Kuala, Banda Aceh, 1 Oktober 2015.
Dari DPR Aceh, Teungku Muharuddin yang diwakilinya mengatakan setiap manusia memiliki kesalahan, dan sebaik-baik kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti ahlussunnah waljamaah.
Peserta zikir Aswaja |
Perwakilan dari Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Aceh, Teungku Haji Faisal Ali atau kerap disapa Abu Sibreh mengatakan tuntutan yang diajukan barisan ahlussunnah waljamaah bukan hal yang baru melainkan punya indatu.
“Butuh respon dan perhatian kepada hal ini karena di Aceh adalah orang-orang yang mayoritas ahlisunnah waljamaah dan bermazhab Imam Syafi’ie,” katanya.
Sementara itu, Teungku Ali Basyah mengatakan pandangannya bahwa sudah dari dahulu kala ‘Adat Bak Poetemereuhom, Hukom Bak Syiah Kuala’.
“Nyoe keuh syiah kuala, ahlisunnah waljamaah, disinoe hukom serta jinoe kana qanun yang tertulis, peu yang harus ditakuti untuk menjalankan ahlusunnah waljamaah di bumi Aceh (Disinilah hukum, di syiah kuala serta sekarang sudah ada qanun yang tertulis, apa yang harus ditakuti untuk menjalankan Aswaja di Aceh),” kata Tengku Ali Basyah.
Juga Perwakilan Pantai Timur, Abah Tangke Kawat menjabarkan bahwa Islam adalah agama berkasih sayang dan terdapat tiga golongan yang akan menghancurkan Islam, yaitu orang yang melemahkan fisik orang Islam (imprealisme), orang yang menghancurkan aqidah orang Islam (misionaris) dan orientalis.
“Agama Islam adalah agama kasih sayang, na lhee organisasi yang menghancurkan islam, mereka adalah imprealisme, orientalis, dan misionaris,” ujar Abah Tangke Kawat. [zr]
[Tulisan ini sudah dimuat di www.portalsatu.com]
Komentar
Posting Komentar