Nanda Mariska; Berawal dari Hobi Jalan-jalan
Berawal dari hobby jalan-jalan, Duta Wisata Aceh Besar 2015 ini
mengaku melihat potensi pariwisata Aceh, terutama Aceh Besar, yang cukup
banyak dan memukau. Hal ini pula menjadi motivasi baginya dalam
mengikuti ajang Duta Wisata.
Dia adalah Nanda Mariska, gadis kelahiran Aceh Besar, 29 November
1990. Nanda baru saja memperoleh prestasi pertamanya di atas panggung
pada May 2015 lalu.
Nanda Mariska |
Meskipun jabatannya sebagai Duta Wisata, ia juga bekerja sebagai
konsultan geothermal di WWF Indonesia kantor program Aceh dan masih
berstatus mahasiswi di Universitas Sumatera Utara Medan. “Terkadang juga
terlibat aktif pada beberapa kegiatan komunitas yang bersifat
fleksibel,” kata Nanda lewat elektronik mail, Senin 13
Juli 2015.
Meskipun agendanya penuh, namun Nanda sangat lihai dalam
memanajemenkan waktunya antara kuliah dan kerja sekaligus profesinya
sebagai duta. “Kerja hari Senin sampai Kamis, semenatra kuliah Jumat dan
Sabtu. Sisa hari minggunya untuk kegiatan lain, kalau kegiatan sebagai
duta tidak rutin, jadi sangat fleksibel,” kata dara pencinta travelling
ini.
Terjun dunia wisata baru dilakoninya sejak 2015, dengan potensi
pariwisata Aceh Besar yang memukau itu
menjadi daya tariknya, namun ada
problema dibalik itu. “Banyaknya sampah dan lokasi pariwisata yang tidak
memberi akses untuk perempuan. Jadi saya ingin menjadi mediator untuk
menggali saran dari berbagai pihak sebagai upaya untuk merumuskan solusi
terbaik bagi pengembangan pariwisata Aceh Besar,” ujarnya.
Menjadi Duta Pariwisata Aceh Besar adalah prestasi diatas pentas
pertama kali yang sangat membanggakan bagi Nanda. Hal ini tentu saja
tidak bisa diperolehnya tanpa ada pengalaman dari berbagai kegiatan
lapangan dan lingkungan pergaulan yang membentuk karakter dan membuka
cakrawala berpikir Nanda. “Semua yang saya peroleh saat ini, baik
pendidikan, pekerjaan, serta dukungan dari keluarga dan teman adalah
capaian terbaik yang akan terus saya jaga,” ungkap gadis yang pandai
membuat kue tradisional Aceh ini.
Nanda berbagi cerita tentang hal menarik saat mengikuti duta
pariwisata. Baginya hal menarik itu saat wawancara. “Saat sesi wawancara
saya mengetahui banyak hal mengenai budaya Aceh, terutama Aceh Besar.
Hal baru yang sangat berharga mengenai identitas budaya Aceh,” kata
alumni Kesejahteraan Sosial UIN AR-Raniry ini.
Bagi Nanda, ia juga beruntung mendapatkan teman baru dari finalis
Duta Wisata Aceh Besar yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
hingga sekarang bisa diajak diskusi dan tergabung dalam wadah Duta
Rayeuk serta menjadi tim yang solid. “Semua ikut terlibat aktif dalam
kegiatan dan saya belajar banyak hal dari mereka,” katanya.
Dengan kesibukan kuliah dan karirnya itu, Nanda banyak menghabiskan
waktunya bersama teman dalam berbagai kegiatan karena lingkungan
pergaulan adalah orang-orang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.
“Saya belajar banyak hal dari teman-teman, baik tentang kehidupan,
motivasi, sikap, pengalaman, pengetahuan, dan lain-lain,” kata anggota
Pelajar Islam Indonesia ini.
Harapannya ke depan, sebagai Inong Aceh, ia memiliki misi belajar
untuk persiapan menuju tingkat provinsi. “Jika nanti menjadi juara
propinsi (Amin) saya masih harus belajar lebih banyak lagi agar dapat
mengharumkan nama Aceh di ajang nasional karena hal yang ingin saya
lakukan adalah menjalin relasi dengan pihak terkait dan meningkatkan
kapasitas serta peran pemuda Aceh untuk pengembangan pariwisata. Mohon
doa dan dukungannya rakan,” ujar Nanda. [zr]
[Tulisan ini sudah dimuat di www.portalsatu.com]
Komentar
Posting Komentar