Khanduri Apam; Dari Nenek Moyang Hingga Sekarang

Lembaga Peubeudoh Sejarah, Adat dan Budaya Aceh (Peusaba) mengelar Khanduri Apam dalam acara Aceh Culinary Fest 2015, Senin 8 Juni 2015. Apam, cemilan yang terbuat dari bahan pokok tepung yang dimakan dengan santan tersebut memiliki sejarah yang unik di masyarakat Aceh. Bahkan toet (bakar-red) apam sudah menjadi tradisi dan budaya pada moment-moment tertentu di Aceh.
Apam Serabi (Modern)
Koordinator Khanduri Apam, Mawardi Usman Abu Bakar, mengatakan bahwa apam biasanya dilakukan pada Rajab dan bulan tersebut kerap disematkan bulan apam.“Apam bagaikan kenangan masa lalu di Aceh. Hari-hari tertentu di sini selalu dibuat khanduri apam,” katanya.

Apam dibuat di rumah masing-masing lalu dibawa ke meunasah serta dibagikan kepada tetangga. Katanya, sejarah apam awalnya dari jazirah Arab. “Dulu ada seorang Bani Sufi, ia miskin dan tidak memiliki harta kekayaan apapun sehingga ketika ia meninggal dunia saudara-saudaranya tidak bisa kenduri dalam jumlah besar, hanya mampu sebatas toet apam,” katanya.

Ciri khas apam Aceh adalah dibakar dengan menggunakan tungku atau dapur tanah dengan bahan bakar on ubeu (daun kelapa kering) dan tapeh (kulit kelapa kering). Konon jika ada apam dimasak menggunakan kompor minyak dan gas. Jika demikian biasanya disebut serabi. Cara membuat apam Aceh terlebih dahulu menyiapkan adonan tepung yang ditambahkan santan, gula, air dan garam secukupnya.

Apam Gampoeng
“Waktu mau di lenggang ke tempat pembakaran diberikan garam terlebih dahulu pada tempatnya supaya tidak lengket,” ujarnya. “Begitulah aslinya apam Aceh, kalau sekarang era modern apam sudah dimodifikasi biasanya disebut serabi.”

Membuat apam bukan pada Rajab saja, melainkan ketika ada orang meninggal dunia, gempa berat, dan meleraikan pertekaian dengan khanduri apam. Di Aceh, terdapat dua jenis apam, yaitu apam gampoeng yang dimasak dengan dapur tradisional, dan apam serabi dengan rasa hambar yang dimakan dengan santan, apam rasa pandan, dan durian.

Tiap-tiap 23 kabupaten kota di Aceh, semuanya ada melaksanakan khanduri apam karena bulan tersebut sudah standar di Aceh Darussalam. “Sementara setiap daerah berbeda cara memasaknya dengan ciri khas sesuai kebijakan daerah masing-masing,” katanya. [zr]

[Tulisan ini sudah dimuat di www.portalsatu.com]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dekorasi Unik Pekan Kreatif Banda Aceh

Mengenal Dayah Gurah Peukan Bada

Masjid Jamik Unsyiah Kebanggaan Mahasiswa