Mulyakhan, Anak Desa yang 'Jatuh Bangun' Hingga Jadi Presiden Kewirausahaan
M. Mulyakhan, itulah nama lengkap anak muda kelahiran Desa Benua
Raja, Aceh Tamiang, 11 Maret 1990. Berasal dari keluarga kurang mampu
dan "jatuh bangun" mengembangkan usaha, kini ia merupakan Presiden
Chapter Aceh Wirausaha Mandiri dan Presiden Gerakan Kewirausahaan
Nasional Aceh, 2014 hingga sekarang.
Tahun yang sama, ia juga menjabat Presiden Forum Kewirausahaan Pemuda
(Dispora) Aceh sekaligus Ketua Wirausaha Pelajar Indonesia Chapter Aceh
serta Ketua Inkubator Kewirausahaan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala, 2013-2014.
Mulyakhan berdikari sejak 2010. Saat itu, ia masih tercatat sebagai
mahasiswa semester empat.
“Tahun 2010, saya mendapat juara pertama
bidang wirausaha se-Indonesia. Usai dapat juara tersebut, saya diajak
gabung dengan komunitas dan disarankan untuk mendirikannya juga di Aceh.
Untuk wirausaha muda mandiri tersebut saya dilantik sebagai presiden
chapternya,” kata Mulyakhan Jumat, 8 Januari 2016.
M. Mulyakhan |
Dari kelihaiannya dalam dunia wirausaha, sarjana FKIP Fisika Unsyiah
ini meraih juara pertama Wirausaha Muda Prestasi se-Aceh pada 2015 dan
Finalis Nasional Wirausaha Muda Pemula (WMP) yang diselenggarakan
Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2014.
Namun, perjuangan anak muda yang mendirikan Bimbingan Belajar Genius
Twin sejak 2010 di Banda Aceh ini terbilang rumit. Awalnya, ia merasa
untuk mendirikan bisnis tersebut begitu berat, tapi hal itu tak
mematahkan semangatnya.
“Saat itu meskipun berat saya harus mengambil
tindakan untuk memutuskan mengambil bisnis ini, harus berani mengambil
resiko serta saya dituntut untuk bisa membaca pasar dan melihat
kompetitor, “ kata almamater SMAN 1 Kejuruan Muda Aceh Tamiang ini.
Ia mengakui awalnya pada Genius Twin tersebut hanya enam tentor,
namun sekarang mencapai 70 pengajar, bahkan sudah terdapat beberapa
cabang. “Kalau cabang sempat buka hingga empat cabang, tetapi pernah
jatuh pada awal 2014. Saat itu semua cabang tutup,” kata pria yang hobi
membaca buku bisnis ini.
Cabang bisnisnya sempat gulung tikar lantaran Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan pondasinya belum kuat. “Saya sempat bangkrut akibat
utang, bahkan hampir setengah miliar. Tetapi, alhamdulillah,
November 2015 lalu, saya berhasil melewati tahap itu, dan tetap bertahan
karena jaminan bisnis saya ini sangat besar, karena pendidikan tersebut
tidak ada matinya. Hanya perlu sedikit inovasi bagaimana bisa mengakui
pasar,” ujar pemenang Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2013 ini.
Di samping itu, ada tantangan lain bagi Mulyakhan, yaitu bagaimana
bisa menyejahterakan karyawan dan memajukan usaha yang ia lakoni
tersebut. Tentu suka duka banyak yang sudah dilewatinya.
“Sukanya saat bisa berguna bagi yang lain dan bisa memukan lapangan
kerja sebanyak-banyaknya. Kalau dukanya itulah saat bangkrut yang hampir
mencapai setengah 'M' itu,” katanya.
Ia tetap bersemangat karena ada orang-orang menopangnya di belakang
yang menjadikannya kuat dan sebagai sumber inspirasi baginya. Tak lain,
mereka adalah kedua orangtua dan calon istrinya.
“Mereka selalu memotivasi dan mendukung saya, saat jatuh maupun saat
di puncak prestasi,” kata pemenang terbaik Nasional Wirausaha Muda
Mandiri 2012 ini.
Dari jerih payah dan keringatnya itu pun membuahkan hasil yang manis.
Ia mampu membawa siswa-siswi meraih juara olimpiade dan menyabet juara
pertama nasional wirausaha muda mandiri dan juara wirausaha prestasi di
Dispora.
Bagi Mulyakhan, hal itu tak lekang dari keluarganya sebagai
penyemangat, namun saat itu keluarganya menginginkan dirinya menjadi
PNS. Karena ia juga mengajar di sekolah-sekolah sebagai pengajar
olimpiade.
“Tapi saya tidak menemukan passion saya di situ. Saya merasa benar-benar bersemangat dan berbinar-binar mata ketika di dunia etrepreneurship sehingga mencoba pelan-pelan meyakinkan keluarga. Alhamdulillah, sekarang keluarga mendukung,” ucap pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) mata pelajaran Fisika pada 2011 ini.
Namun, di balik prestasi gemilang itu, sosok yang satu ini memiliki
cerita kehidupan yang menggugah dan inspiratif. Ia anak dari salah satu
desa di Aceh Tamiang. Ia berasal dari keluarga yang serba kekurangan.
Bahkan orangtuanya tidak menamatkan bangku sekolah dasar.
“Tetapi dari kecil saya memang pengen berusaha mengubah kehidupan tersebut, dengan pertolongan Allah yang menjadikan saya mengubah mindset bisnis, dan alhamdulilah bisa bertahan sejauh ini,” kata Mulyakhan.
Kini, ia sudah mencapai puncak dan kemenangan atas apa yang
diperjuangkannya selama ini. Ia juga memiliki trik dalam mengatur
keuangannya yaitu dengan memisahkan keuangan pribadi dengan bisnis,
semisal membuat pembukuan usaha yang transparan.
Mottonya berkecimpung dalam dunia wirausaha ini begitu sederhana. Ia
mengaku hanya mengandalkan dan percaya penuh pada Allah SWT., atas apa
yang ia lakoni sekarang ini.
"Benerin akidah dan gunakan 'SOP' Allah dan Rasul-Nya dalam
wirausaha,” kata pemenang Gerakan Kewirausahaan Nasional Deputi
Kementerian Koperasi (Kemenkop) 2013 ini.
Ia berharap dalam dunia wirausaha yang digelutinya saat ini agar
banyak pemuda Aceh yang terinspirasi dan termotivasi dalam berwirausaha
guna meningkatkan ekonomi di Aceh.
“Harapan saya ke depan semoga pemuda Aceh terus termotivasi dalam
berwirausaha serta mengembangkan ide-ide kreatif, inovatif dan dapat
mengambil peluang yang ada di Aceh dengan jumlah potensi yang sangat
besar,” kata pebisnis yang suka mengajak teman-teman bergabung dalam
komunitas wirausaha ini. [zr]
[Tulisan ini sudah dimuat di www.portalsatu.com]
Komentar
Posting Komentar