Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Catatan Kecil di Musim Kemarau

SANG surya saban hari bersinar garang pedih dan ganas. Gerah terkadang membuat kita malas untuk beraktivitas. Musim kemarau melanda Kota Banda Aceh. Tak terkecuali daerah yang berada disekitarnya, yaitu Aceh Besar. Saat menyinari, matahari seolah marah dalam mengeluarkan energinya. Ditambah angin kencang yang memboyongkan beberapa rumah warga pesisir pantai, baik di Banda Aceh maupun Aceh Besar. Ketika cuaca seperti ini, hujan begitu dirindukan. Meskipun ketika hujan turun juga ada yang mengeluhnya. Tidak hujan, panas ada saja keluhan dari manusia. Astaghfirullah, semoga orang-orang dalam golongan ini cepat disadarkan untuk segera bersyukur. Musim kemarau yang melanda wilayah ini hampir sebulan. Tanah kering terbelah bercak retak, pepohonan kering kerontang, rumput-runput ilalang gersang terbawa angin mendayu-dayu seoalah merindukan sang hujan kembali membasahi bumi. Seakan mewakilkan segala rasa, saat ini kehadiran air dan hujan begitu dirindukan. Air merupaka...

Artis 'Eumpang Breuh' Ini Targetkan Raih Sarjana di 2016

Gambar
INDAH Sari Melisa, pemeran Bunga Desa dalam film komedi Aceh "Eumpang Breuh " edisi "Sibak Rukok Teuk" memiliki target yang akan dicapainya pada 2016 ini. Ia ingin meraih gelar sarjana dan menjadi salah satu resolusi pada 2016. Indah Sari Melisa “Karena Indah mahasiswa semester tujuh atau sering orang bilang mahasiswa tingkat akhir, ingin lulus menjadi salah satu resolusi di tahun ini. Sekarang masih nyusun proposal seminar judul, semester depan sudah mulai fokus penelitian, lalu skripsi,” kata Indah saat ngobrol melalui WhatsApp   Jumat, 1 Januari 2016. Dara kelahiran 21 Maret 1995 ini berharap di tahun 2016 bisa menjaga kesehatan dan mudah rezeki. “Terutama menjaga kesehatan, karena kalau sudah drop , semua aktivitas terhambat. Semoga dimudahkan lagi rezeki, karirnya, dan banyak tawaran-tawaran positif,” kata mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah ini. Sebelumnya, 2014 lalu, model binaan Agency Model Aceh (AMC) ini menjadi salah s...

Wirausaha Muda Ini Targetkan Beli Rumah pada 2016

Gambar
M. Mulyakhan, wirausaha muda berdarah Aceh ini menargetkan membeli rumah yang akan dihadiahkan untuk kedua orangtua dan keluarganya. “Rencana di tahun 2016 dengan izin Allah saya ingin membeli rumah untuk orangtua dan keluarga terlebih dahulu. Setelah itu baru  saya menikah, Insya Allah,” kata anak pertama dari tiga bersaudara ini. M. Mulyakhan Pria kelahiran Kuala Simpang, 11 Maret 1990 ini mengakui pada 2013 rumah mereka sempat terjual dikarenakan hutang yang memaksakan Mulya memboyong keluarganya ke kota Banda Aceh. “Jadi orangtua dan adik-adik saya, saya bawa ke Banda Aceh tinggal bersama disini dengan menyewa sebuah toko di Jalan Syiah Kuala, Jaambotape,” kata putra sulung dari pasangan Selamat dan Paini ini. Oleh karena itu, target terdekatnya adalah ingin membeli rumah untuk orangtua dan keluarga tercintanya. “Saya bukan orang senang. Justru karena saya ingin mengubah kondisi ekonomilah makanya saya berwirausaha dan jatuh bangun itu sudah p...

Mulyakhan, Anak Desa yang 'Jatuh Bangun' Hingga Jadi Presiden Kewirausahaan

Gambar
M. Mulyakhan, itulah nama lengkap anak muda kelahiran Desa Benua Raja, Aceh Tamiang, 11 Maret 1990. Berasal dari keluarga kurang mampu dan "jatuh bangun" mengembangkan usaha, kini ia merupakan Presiden Chapter Aceh Wirausaha Mandiri dan Presiden Gerakan Kewirausahaan Nasional Aceh, 2014 hingga sekarang. Tahun yang sama, ia juga menjabat Presiden Forum Kewirausahaan Pemuda (Dispora) Aceh sekaligus Ketua Wirausaha Pelajar Indonesia Chapter Aceh serta Ketua Inkubator Kewirausahaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala, 2013-2014. Mulyakhan berdikari sejak 2010. Saat itu, ia masih tercatat sebagai mahasiswa semester empat.  “Tahun 2010, saya mendapat juara pertama bidang wirausaha se-Indonesia. Usai dapat juara tersebut, saya diajak gabung dengan komunitas dan disarankan untuk mendirikannya juga di Aceh. Untuk wirausaha muda mandiri tersebut saya dilantik sebagai presiden chapternya,” kata Mulyakhan Jumat, 8 Januari 2016. ...

Ragam Makanan dan Tradisi di Thailand Ini Punya Kesamaan dengan Aceh

Gambar
PENGAJAR Bahasa Melayu asal Aceh di Thailand, Maulidia Adindia, mengatakan dari segi budaya banyak persamaan antara Aceh dengan Thailand, khususnya di Thaland Selatan di wilayah Pattani. “Misalanya kalau dalam bulan maulid seperti ini, di sini maulid dalam satu kampung tidak dilakukan secara serentak. Tetapi masing-masing bisa mengadakan maulid pada hari yang d inginkan. Bisa maulid pagi, siang, petang, bahkan selepas isya,” kata Maulidia Adinda, melalui layanan BBM, Selasa, 12 Januari 2015. Ilutrasi Nasi Kerabu Kemudian, kata perempuan yang akrab disapa Lidya ini, setiap yang mengadakan maulid pasti mengundang anak-anak dari pondok pesantren untuk melakukan Barzanji. Dan tidak lupa tuan rumah membagikan untuk anak- anak tersebut sejumlah uang mulai dari 5 bath sampai 20 bath. Jika dirupiahkan, 1 Bath senilai 350 Rupiah. “Hidangan maulid juga beragam, ada yang menjamu nasi dan lauk saja, kemudian ada yang menjamu dengan pulot (nasi ketan campur buah labu yang...

Hijrah Saputra: Saya Ini Cuma 'Kompor'

Gambar
SIAPA pun tahu Aceh yang berada di ujung Sumatera ini memiliki potensi alam luar biasa. Sayangnya, semua potensi itu belum tergarap karena semua pihak, khususnya kalangan anak muda, melirik titik fokus yang sama. Terkait hal itu, pengusaha muda Aceh, Hijrah Saputra memberikan pendapatnya. Ia mengatakan, jika saja potensi itu digarap secara menyebar tentu akan berdampak jangka panjang yang menjanjikan. “Sebenarnya Aceh punya banyak potensi yang belum tergali, cuma anak mudanya masih berebut 'kue' yang sama. Padahal masih banyak bagian lain potensi di Aceh yang bisa digarap dan punya kesempatan untuk berkembang lebih bagus ke depannya,” kata Hijrah  melalui BBM, Jumat, 15 Januari 2016. Ia mencontohkan, saat ini anak-anak muda Aceh mulai mengembangkan parfum aroma kopi, asam sunti pasta, emping berbagai rasa dan masih banyak lainnya. “Jadi, sekarang saatnya melihat bagian lain yang belum tergarap itu. Jangan hanya melihat potensi yang sama. Tentunya msih banyak l...

Kisah Azhar Ilyas, Penggagas Komunitas Mahakarya Songket Aceh

Gambar
Azhar Ilyas ILSA begitu namanya. I Love Songket Aceh (ILSA) ini berdiri sejak September 2015 lalu. ILSA salah satu komunitas sadar budaya dan kerajinan Aceh yang digerakkan oleh Azhar Ilyas sebagai Co Founder. Komunitas ini terbentuk atas dasar kepedulian terhadap kerajinan tenun Aceh yang semakin berkurang peminatnya. “Hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan minat masyarakat dalam menggunakan songket Aceh. Padahal songket Aceh merupakan masterpiece hasil budaya orang Aceh di masa lampau,” kata Azhar Ilyas, penggagas ILSA Kamis, 21 Januari 2016.  Sementara, penggunaan kata I Love tersebut digunakan untuk menarik perhatian masyarakat, terutama kaum muda dalam mempopulerkan kembali songket Aceh sebagai hasil budaya Aceh. Azhar berkisah, menurut sejarah, songket Aceh mempunyai motif yang beragam dan mempunyai nilai sejarah di setiap motif yang ditampilkan dan motif-motif tersebut itulah yang bakal dikenalkan kepada masyarakat supaya menambah kecintaan masyarakat Ace...

Menyimak Kisah Lidya, Gadis Aceh Pengajar Bahasa Melayu di Thailand Selatan

Gambar
MAULIDIA Adinda namanya. Ia baru saja menamatkan pendidikan sarjananya dan kini tersemat titel Sarjana Ilmu Komunikasi yang diperolehnya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala. Tak sempat bersantai usai lepas masa kuliah, Maulidia kini sudah menginjakkan kakinya ke Negeri Gajah Putih Thailand. Tepatnya di Pattani, sejak 25 November 2015 lalu. Bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk mengajar Bahasa Melayu di sana. Hm... seperti apa ceritanya? Maulidia Adinda  Ia melakoni pekerjaan itu di sebuah sekolah yang menjadi bagian dari program sebuah NGO di Pattani yang bekerja sama dengan Aceh Civil Society Task Force (ACSTF) di Aceh. “NGO di Pattani ini bernama Bunga Raya Group untuk melakukan program pendidikan perdamaian dan menggalakkan penggunaan Bahasa Melayu. Program ini dijalankan selama setengah semester di Taman Didikan Kanak-Kanak (Tadika) untuk siswa kelas tiga sampai enam,” kata Maulidia Adinda saat berbincang melalui aplikasi BBM, S...

Pengusaha Muda Aceh Ini Digandeng Anggota DPR RI Jadi Staf Ahli

Gambar
Hijrah Saputra  PENGUSAHA muda Aceh Hijrah Saputra dikenal suka bagi-bagi ilmu. Ia sama sekali tidak khawatir akan muncul 'saingan' baru karena banyak memberikan informasi khususnya tentang wirausaha pada orang lain. Prinsipnya sederhana saja, semakin banyak memberi maka semakin banyak pula yang diterima.  Kini ia sedang disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk menyemangati anak-anak muda Aceh di dunia entrepreneur dan social enterprise. “Sekarang lebih banyak dipercayai untuk memotivasi masyarakat terutama anak muda untuk berpikir kreatif dan menjadikan masalah sebagai peluang,” kata owner Piyoh Design dan pendiri organisasi The Leader ini melalui saluran BBM, Jumat, 15 Januari 2015. Berasal dari Sabang, Hijrah lebih sering bergiat di Banda Aceh. Namun ia juga sering mendapat undangan ke berbagai daerah seperti Bireuen, Aceh Timur, Aceh Utara, BPJS Kesehatan, Universitas Malikussaleh dan Universitas Teuku Umar. Menjadi pembicara di berbagai kesempatan me...