Mulai dari Dayah Hingga Lulus Kuliah
Nama Saya Zahra
(Jangan lupa sering-sering sebut nama saya ya :D)
|
Di dayah, bagi saya waktu berjalan sangat lambat. Pergantian hari terasa begitu lama. Meskipun waktunya sudah di press sedisiplin mungkin. Pertama kali saya masuk dayah tamatan Madrasah Ibtidaiyah. Berbeda dengan teman-teman sekelas saya mayoritas senior yang rata-rata tamatan SMP. Kalau tamatan sekolah dasar bisa dihitung jari.
Asiknya, di dayah tidak mengenal senior atau tamatan apa ia masuk. Melainkan tingkat pemahamannya tentang kita-kitab yang diperuntukkan untuk satriwati baru. Saat itu saya menduduki kelas Tajhizi dengan jumlah 30 santriwati. Di dayah tersebut mengaji sehari lima kali (Udah macam shalat aja kan?). Mulai dari Ba'da Subuh, Dhuha, Zuhur, Magrib dan Isya. Ditambah jam pengulangan semua pelajaran pada sore hari Ba'da Asar. Di dayah, jam yang ditentukan untuk mengaji merujuk pada jam shalat lima waktu.
Nah bagaimana dengan tangung jawab lainnya? Seperti memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, mandi, buang hajat, santai, nongkrong dan Mani Pedi lainnya? Mungkin tanggungjawab ini pandai-pandai kita mengatur waktu. Karena setiap waktu mengaji ada lonceng (bel) yang akan didendangkan setiap kali pertanda mengaji dan shalat. Suara lonceng tersebut bergema seluruh perkarangan dayah dan akan terdengar dimanapun santriwati berada.
Awal-awal mondok di dayah saya belum terlalu lihai memanajemenkan waktu hingga bisa tercover semuanya. Namun lambat laun saya bisa beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Justru ini tantangan. Karena tempat ini adalah tempat dimana orang-orang melaksanakan Fastabikhul Khairah.
Masih terekam jelas di ingatan saya rutinitas harian di dayah. Mulai dari jam 05.00 WIB bangun, shalat subuh berjamaah yang dilanjutkan dengan wirid hingga jam 06.00 WIB. Lalu mengaji hingga jam 07.20 WIB. Pukul 07.30 WIB saya masak, cuci piring dan mandi. Lalu jam 09.00 WIB mengaji Dhuha hingga turun jam 11.00 WIB.
Antara jam 11.00-11.30 WIB bisa dimanfaatkan untuk cuci pakaian, atau duduk sharing bersama teman-teman sekelas atau teman se-asrama. Jam 11.30 WIB tidur siang dan bangun saat santriwan sebelah mengumandangkan azan. Lalu shalat Zuhur berjamaah. Di dayah tidak ada istilah tidak berjamaah, masbuq saja kena denda atau hukuman apalagi tidak berjamaah bisa berabe. Wkwkkw. Usai shalat Zuhur siap-siap menuju dapur umum untuk makan siang bersama (meskipun dapurnya beda-beda makannya tetap bersama). :D
Masih terekam jelas di ingatan saya rutinitas harian di dayah. Mulai dari jam 05.00 WIB bangun, shalat subuh berjamaah yang dilanjutkan dengan wirid hingga jam 06.00 WIB. Lalu mengaji hingga jam 07.20 WIB. Pukul 07.30 WIB saya masak, cuci piring dan mandi. Lalu jam 09.00 WIB mengaji Dhuha hingga turun jam 11.00 WIB.
Antara jam 11.00-11.30 WIB bisa dimanfaatkan untuk cuci pakaian, atau duduk sharing bersama teman-teman sekelas atau teman se-asrama. Jam 11.30 WIB tidur siang dan bangun saat santriwan sebelah mengumandangkan azan. Lalu shalat Zuhur berjamaah. Di dayah tidak ada istilah tidak berjamaah, masbuq saja kena denda atau hukuman apalagi tidak berjamaah bisa berabe. Wkwkkw. Usai shalat Zuhur siap-siap menuju dapur umum untuk makan siang bersama (meskipun dapurnya beda-beda makannya tetap bersama). :D
Jangan mimpi siap makan tidur atau berleha-leha, karena usai makan dilanjutkan dengan ngaji Zuhur hingga masuk waktu Ashar. Turun ngaji shalat Ashar berjamaah, usai shalat langsung pengajian ulang baca kitab hingga jam 18.00 WIB. Waktu antara jam 18.00 WIB hingga Magrib itu adalah saatnya makan malam. Jadi di dayah, tidak ada istilah dinner. Jam makan malam di jamak pada sore hari. Mungkin ini cocok untuk kamu yang sedang menjalankan program diet. :D Kalau saya malah tambah kurus. Wkwkwk
Usai makan, biasanya langsung terdengar azan Magrib berkumandang. Lalu shalat berjamaah dan mengaji waktu Magrib hingga jam 21.00 WIB. Lalu shalat Isya berjamaah, turun dari mushalla rapikan mukena dilanjutkan mengaji Isya jam 22.00 WIB sampai jam 23.30 WIB. Subhanallah sudah malamm rupanya. Jam 00.00 WIB saat nya istirahat, itu kalau ngga ada kegiatan seduh Indomie masal. :D Kalau ada, bisa jadi tidurnya diatas jam 12. Esoknya bangun lagi pada jam 05.00 WIB shlaat Subuh dan begitu terus setiap harinya. Kecuali hari Jumat, Jumat merupakan libur nasional ala santri. Malam Jumat biasanya diadakan acara Muhadharah atau Kabilah (Acara di satu bale berdasarkan kecamatan/daerah/wilayah masing-masing yang mendekati). Pagi biasanya gotong royong umum sampai istirahat dan setelah Jumat waktu free hingga sore hari.
Saat itu saya bertahan di dayah tersebut 3 tahun 8 bulan. Lalu saya sering sakit (bukan alasan), entah kenapa saya tidak tahu yang mengakibatkan saya sering pulang kampung dan terakhir kalinya saya minta izin pulang tidak balik lagi ke dayah. Sampai di rumah saya menganggur satu tahun. Dengan jadwal padat selama tiga tahun delapan bulan saya pulang kerumah hanya santai ngga ngapa-ngapain. Lalu satu tahun kemudian setelah mengurus seabrek surat menyurat dan mengikuti ujian segala macam ujian saya lulus tingkat SMP. Dengan modal ijazah SMP berlogo Paket B itu saya tenteng masuk SMA dekat rumah. Alhamdulillah saya diterima di SMA.
Disini, saya mulai memasuki tantangan baru. Bersaing dengan teman-teman yang bermodal ilmu bangku SMP. Sementara saya hanya berbekal I'rab, Nahu, Fiqah, Saraf, Tasrif, Matan Bina, Akhidah Akhlak, Bidayah dan Nok Awamel :D (Ini nama-nama kitab saat saya di dayah). Dengan modal itu, semester pertama Alhamdulillah saya menonjol. Menonjol di pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) aja, yang lainnya? nihil. Hahahaha. :D
Di pikiran saya sedang mengunyah-ngunyah apa itu molekul, Co2, Nitrogen (Pelajaran Kimia) dan Bujur Sangkar, Kuadrat, Logaritma, Kubik dan temannya yang lain (Matematika). Juga ditambah bingung dengan Debet Kredit (Ekonomi) plus saat itu disebutkan tokoh sosial dan tokoh pendidikan, saya tidak tahu (totalitas). Cuma manggut-manggut di kursi deretan ketiga paling kanan. Ini dunia apa? Lirih saya dalam hati. Oke perlahan saya akan taklukkan semua pelajaran itu, saya bergumam.
Di pikiran saya sedang mengunyah-ngunyah apa itu molekul, Co2, Nitrogen (Pelajaran Kimia) dan Bujur Sangkar, Kuadrat, Logaritma, Kubik dan temannya yang lain (Matematika). Juga ditambah bingung dengan Debet Kredit (Ekonomi) plus saat itu disebutkan tokoh sosial dan tokoh pendidikan, saya tidak tahu (totalitas). Cuma manggut-manggut di kursi deretan ketiga paling kanan. Ini dunia apa? Lirih saya dalam hati. Oke perlahan saya akan taklukkan semua pelajaran itu, saya bergumam.
Semester awal berakhir dan masuk semester selanjutnya. Kala itu saat guru menjelaskan saya sudah berani mencaplok-caplok bahwa saya juga tahu dan bisa. Saya mulai berpartisipasi aktif di kelas sehingga lambat laun keika guru mengiyakan sudah mengerti, sudah mulai menyebut nama saya. "Gimana Zahra? Sudah mengerti?" Wah saya sudah diprioritaskankan nih. Lirih saya dalam hati. Karena saya pantang orang lebih memilih menyebut nama saya dibandingkan orang lain yang bejibun. Berarti saya sudah dianggap. Wkwkkwkw.
Itu motivasi awal saya. "Guru menyebut nama saya". Cuma disebut padahal :D. Efeknya besar. Mulai saat itu saya jadi rajin belajar pelajaran yang diampu oleh guru itu saja. Hahahhaha sehingga hasil ujian saya tidak hanya meningkat di pelajaran PAI melainkan juga KIMIA. Nah mulai dari dua pelajaran itu saya sudah menguasai pasar. :D
Itu batu loncatan bagi saya sehingga saya beranggapan, dua pelajaran ini saya bisa, berarti yang lain Insya Allah bakal bisa. Mulai saat itu kata-kata "Man Jadda Wa Jada" yang saya peroleh dari Kitab Akhlak di dayah mulai menggema di pikiran saya. Alhamdulillah saat ujian naik kelas dari kelas X ke kelas XI saya dapat nilai terbaik di kelas (saat itu sudah tidak berlaku sistem rangking). Wahh, saya haru, benar-benar haru.
Rapor sudah di tangan, saya ingin menunjukkan hasil belajar saya selama ini sama Adun dan Ayah. Saat itu saya tinggal di rumah Adun. Saya mau pergi ke rumah Ayah. Lalu saya dapat kabar Ayah saya sakit. Saat itu niat saya menunjukkan nilai rapor diurungkan. Karena kondisi memang tidak mendukung dan keesokan harinya ayah saya meninggal dunia. Innalillahi wainnailahiraji'un. Ini cobaan apa lagi? Tantangan baru? Saya bergumam sendiri dalam hati sampai saya tak mampu membendung air mata.
Rapor sudah di tangan, saya ingin menunjukkan hasil belajar saya selama ini sama Adun dan Ayah. Saat itu saya tinggal di rumah Adun. Saya mau pergi ke rumah Ayah. Lalu saya dapat kabar Ayah saya sakit. Saat itu niat saya menunjukkan nilai rapor diurungkan. Karena kondisi memang tidak mendukung dan keesokan harinya ayah saya meninggal dunia. Innalillahi wainnailahiraji'un. Ini cobaan apa lagi? Tantangan baru? Saya bergumam sendiri dalam hati sampai saya tak mampu membendung air mata.
Setelah musibah itu, teman-teman dan guru saya ke rumah takziah dan menyemangati. Insya Allah dari situ saya kembali bangkit. Bangkit kedua kalinya setelah tsunami menyapu Aceh yang merenggut nyawa ibu saya. Cobaan itu mengajarkan bahwa saya harus kuat dan tetap setegar karang. Saat itu saya belajar lebih giat lagi dan sungguh-sungguh. Mulai saat itu pula saya bisa mempertahankan predikat terbaik hingga lulus SMA. Pada tahun 2012, di penghujung akhir kelas XII saya jatuh sakit sampai opname. Saat itu detik-detik saya mengikuti UN. Nyaris saya tidak bisa ikut UN, tapi Alhamdulillah Allah memberi saya kesembuhan dan bisa ikut ujian. Kalau tidak, saya nenteng ijazah Paket C lagi untuk lanjut kuliah. :D
Singkat cerita saya sudah lulus SMA dan juga lulus di dua universitas ternama di Aceh (UIN dan Unsyiah). Saat itu UIN belum mefasilitasi beasiswa sehingga saya lebih memilih masuk Unsyiah. Di kampus, saya juga memulai tantangan baru agar bisa juga menjadi yang terbaik. Alhamdulillah lagi, saya bisa lulus dengan Predikat Cum Laude dalam waktu 3 tahun 8 bulan saya sudah menyandang gelar sarjana. Alhamdulillah Wa Syukurillah. Dari tantangan, cobaan dan ujian yang saya hadapi, Allah telah menghadiahkan sesuatu kepada saya. Allah Maha Baik. Give Thanks to Allah. [zr]
Glosarium:
Kameng jak lam bate : Terbata-bata
Mani Pedi : Manicure dan Pedicure ( Perawatan Kuku Tangan dan Kuku Kaki)
Fastabikhul Khairah : Berlomba-lomba dalam kebaikan
Masbuq : Orang yang tertinggal sebagian raka'at atau semuanya dari imam
Masbuq : Orang yang tertinggal sebagian raka'at atau semuanya dari imam
Dinner : Makan malam
Muhadharah : Latihan Pidato dan serangkaian acara lainnya seperti Marhaban dan lain-lain.
Waktu Free : Waktu kosong
Adun : Sapaan akrab saya kepada kakak laki-laki ketiga
Cum Laude : Lulus dengan Pujian
UIN : Universitas Islam Negeri Banda Aceh, Aceh, Indonesia
UNSYIAH : Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, Indonesia
UIN : Universitas Islam Negeri Banda Aceh, Aceh, Indonesia
UNSYIAH : Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, Indonesia
*Note: Kalau ada yang tertarik, mau memfasilitasi saya melanjutkan S2 (Magister) saya terima ya. Atau siapa yang ada info tentang S2. Saya bersedia ikut formasi Cum Laude. Kalau ada dan butuh CV lengkap, tolong tinggalkan komentar ya. Insya Allah akan saya send by email. Terimakasih Hamba Allah.
Best Regads,
Zahra.
Komentar
Posting Komentar