Mulai dari Dayah Hingga Lulus Kuliah
Nama Saya Zahra ( Jangan lupa sering-sering sebut nama saya ya :D ) Saya tidak mengecap bangku SMP. Karena usia SMP saya habiskan di pondok pesantren tradisional. Kebanyakan orang menyebutnya dayah. Saat itu saya memahami kitab kuning, baik dalam bahasa Jawi maupun bahasa Arab. Juga dilengkapi i'rab dan tajwid cara membaca Alquran yang baik dan benar. Tidak jarang saya dan teman-teman seangkatan lainnya juga dituntut untuk mempelajari dan memahami bagaimana cara membaca kitab arab gundul (tidak berbaris sama sekali). Hanya dengan bermodalkan i'rab umpama kameng jak lam bate saya mempraktikkan membaca kitab-kitab gundul yang disuguhkan saat itu. Di dayah, bagi saya waktu berjalan sangat lambat. Pergantian hari terasa begitu lama. Meskipun waktunya sudah di press sedisiplin mungkin. Pertama kali saya masuk dayah tamatan Madrasah Ibtidaiyah. Berbeda dengan teman-teman sekelas saya mayoritas senior yang rata-rata tamatan SMP. Kalau tamatan sekolah dasar bisa dihitu...